Senin, 08 Oktober 2012

Lika Liku Laki-Laki


Scene 1
(pagi hari, di rumah yeri)
Mentari pagi telah menampakkan sinarnya, waktupun menunjukkan pukul 08.00 WIB. Terlihat sesosok laki-laki masih tertidur lelap diranjangnya. Sesekali ia mengubah posisi tidurnya. Terdengar suara pintu dibuka. Seorang perempuan masuk ke dalam kamar.
Si perempuan  : “Bangun yer. Udah jam berapa ni?”
Yeri                  : (membuka mata lalu terduduk, dengan ekspresi kaget) “ha?! Jam berapa                             sekarang?!”
Si perempuan  : (sambil berjalan
keluar kamar)“lihat saja sendiri”
Yeri                  : (bergegas melihat jam. Bersiap untuk bekerja dengan terburu-buru)
Scene 2
(pagi hari, di gang rumah)
Yeri berjalan dengan santai menyusuri gang-gang sempit menuju tempat ia bekerja dengan membawa barang kesayangannya. Meski jarak rumah dan tempatnya bekerja begitu jauh tetapi di sepanjang perjalanan ia selalu menebarkan senyum ceria.
Yeri                  : (“Yeremia Afrian Wahyudi, ya itulah namaku dan Yeri biasa aku dipanggil. Aku tinggal di suatu kampung yang terletak di pinggiran Kota Yogyakarta em.. bisa dibilang sumpek dan kumuh. Aku tinggal hanya berdua dengan kakakku karena orang tuaku yang telah meninggal 7 tahun lalu yang disebabkan oleh kecelakaan. Dan disinilah kehidupanku dimulai !  Setelah kepergian orang tuaku kondisi ekonomikupun semakin memburuk,
akupun hanya bisa mengenyam pendidikan SD saja sedangkan kakakku cukup sampai SMP. Mungkin kakakku bisa dibilang lebih beruntung, setelah lulus SMP dia bisa bekerja disuatu pertokoan . Tidak dengan aku, setiap hari aku menyusuri rumah-rumah dan warung-warung kecil yang ada di pinggiran Kota Yogyakarta bersama dengan gitar kesayanganku pemberian dari ayah.Gitar ini adalah gitar satu-satunya yang kumiliki.”)
Scene 3
(pagi hari, stasiun)
Setibanya ditempat ia bekerja. Dia mengeluarkan barang kesayangannya dan bernyanyi dengan riangnya, Yeri adalah seorang pengamen. Dia bernyanyi keliling demi recehan yang tidak berharga bagi orang lain dan sangat berharga baginya. Peluhnya mulai bercucuran. Yeri pun beristirahat sebentar untuk melespakan penatnya.
Scene 4
(di depan stasiun)
Jesjesjesjesjesjes..tut..tut.. peluit kereta itu mejerit-jerit tanda kereta datang.Seorang pemuda keluar dari stasiun. (shoot Neo keluar satsiun aja biar nggak bingung). Neoadalah perantau dari Jakarta.
Neo bergegas pergi meninggalkan stasiun. (pura-puranya Neo pergi cari kost-an)
Scene 5
(hari semakin siang, agak sore dikit)
Karena hari sudah siang, Yeri pindah ke tempat lainnya yang biasa ia kunjungi untuk mengamen selain stasiun. Saat Yeri berjalan, Yeri tidak sengaja menabarak Neo yang juga tidak memperhatikan jalan.
Neo Yeri          : (meminta maaf berbarengan secara spontan)
Setelah meminta maaf mereka pun berjalan kembali
Scene 6
(hari berikutnya)
Sekarang Neo sudah mendapatkan tempat untuk tinggal di Jogja. Dia menyewa sebuah kamar kost di suatu tempat.
 Neo                 : “akhirnya gua dapet tempat kost juga” (sambil melihat sekeliling)
Dan hari ini dia berniat untuk melamar pekerjaan.
Neo                  : (sambil merapikan baju) (“hari ini gua mau cari kerja”)
(cari kerja kemana-mana ditolak)
*naskah boleh fleksibel aja sama keadaan selama itu masih nyambung dan tidak melenceng dari topik


Scene 7
Pada suatu hari, Yeri merasa ingin mengamen di tempat yang baru. Yeri pun mencoba mengamen di sebuah pasar yang ternyata sudah dikuasai oleh preman. Yeri dipalak oleh preman tersebut.
Preman           : (dengan muka galak, atau mupeng aja deh, mupeng dapet duit) “heh...! sopo akon koe ngamen neng kene?!
Yeri                  : *fleksibel
Preman           : “iki daerah kekuasaanku! Koe reti ra? Kene endi duit e?”
Yeri                  :  “lha iki duitku dingo kebutuhan sehari-hari e mas”
Preman           : “yo raiso. Pokok e setor sek, lagi oleh lungo”
(Adegan Yeri dicegat)
Scene 8
Walaupun Yeri sudah dipalak oleh preman yang menguasai tempat itu, tetapi Yeri tetap mengamen di tempat tersebut.
(nyanyi-nyanyi) (shoot Yeri nyanyi)
Karena hari sudah siang,Yeri merasa lapar lalu dia pergi ke warunguntuk makan siang. Namun ketika Yeri telah selesai makan Yeri pun mendapati gitarnya sudah tidak ada. Dan ternyata gitar Yeri dicuri oleh preman yang kemarin memalaki Yeri . Preman itu kesal karena Yeri tetap mengamen di tempat kekuasaannya. Yeri pun pulang ke rumahnya.
Scene 9
Yeri hanya mempunyai satu gitar dan sekarang gitar itu telah hilang. Yeri kehilangan pekerjaannya. Akhirnya Yeri pun hanya nongkrong dengan teman-temannya.
Yeri                  : (datang dengan muka sedih dan menyapa dengan nada lemas) “hei… coy.”
Kumis              : “koe ngopo e Yer? Kok lemes banget?”
Yeri                  : “I have a problem bro..”
Berto               : “Problem ki opo?”
Kumis              : “masalah ber.. wah koe ki kok katrok banget to? Masalah opo Yer?”
Yeri                  : “gitarku ilang. Saiki aku nganggur bro.”
Kumis              : “sabar wae Yer.. “ *fleksibel
Yeri                  : “lha terus aku le entuk duit seko ngendi?”
Berto               : *fleksibel
(bercanda-bercanda…….)
Scene 10
Neo melamar pekerjaan  dimana-mana tetapi ditolak. Neo pun kehabisan uang untuk kebutuhan sehari-harinya. Neo pun frustasi, dan membanting berkas-berkas yang dia bawa.
Scene 11
(di dalam kamar kost)
Neo merenung memikirkan nasibnya. Lalu tiba-tiba dia melirik ke arah gitar. Lalu terpikirlah cara untuk mendapatkan uang.
Scene 12
Akhirnya Neo pun mencoba mencari uang dengan cara mengamen. Ketika Neo sedang menghitung uang untuk makan, tidak sengaja menabrak seseorang yang ternyata adalah Yeri. Karena tabrakan itulah maka uang yang sedang dihitung Neo jatuh berserakan di jalan.
Yeri                  : “aduh sorry mas..”
Neo                  : “iya nggak papa. (sambil memungut uang yang jatuh berserakan dibantu           Yeri) Oh mas yang waktu itu tabrakan sama saya di stasiun ya?”
Yeri                  : “oiya ya mas,,bisa sampai dua kali kita tabrakan ya.”
Neo                  : “ kenalin nama saya Neffry biasa nya di panggil Neo.
Yeri                  : “nama saya Yeri.mas biasa ngamen di sini juga ya?”
Neo                  : “gak mas baru kali ini aku ngamen di jogja,soal nya aku baru datang dari   Jakarta terus ngalamar kerja kesana kemari gak ada yang menerima,,
Yeri                  : “ooo,ya ikut saya yuk mas ke tempat biasanya saya nongkrong sama teman-teman saya.
Neo                  : “ya udah ayuk,sekalian nyari teman di sini.”
Scene 11
            Mereka berjalan berdua menuju ke tempat Yeri biasa nongkrong. Yeri pun memperkenalkan Neo kepada teman-temannya.
Yeri                  : “he coy.. kenalke iki Neo. Neo, ini Kumis” (menunjuk Kumis)
Kumis              : (menyodorkan tangan) “Kumis”
Yeri                  : “ini Berto” (menunjuk Berto)
Berto               : “Berto”
(mereka ngobrol-ngobrol)
Kumis              : “aku mulih sek yo cah”
Berto               : “aku yo arep mulih ki”
Yeri                  : “yoyoyo”
Karena Kumis dan Berto sudah pergi maka tinggal Yeri dan Nefri di tempat tersebut.
Yeri                  : “gimana kalo kita ngamen bareng?”
Neo                  : “ya ayuk,lebih ramai lebih seru,,”
Yeri                  : “kalo gitu, besok kita ketemuan di sini lagi jam 07.00”
Neo                  : “oke”
Scene 12
(esok harinya)
Mereka bertemu di tempat mereka janjian kemaren. Lalu mereka pun berjalan bersama menuju tempat mereka mengamen.
          (shoot ngamen dimana-mana kayak sinopsis gitu aja)
Scene 13
Yeri dan Neo pun sekarang menjadi teman dekat. Mereka pun tidak sungkan menceritakan masalah pribadi mereka. Suatu hari, ketika mereka sedang beristirahat…….
Yeri                  : “eh… ngomong-ngomong kenapa kamu ngamen? Bukan kamu merantau dari Jakarta ya? Kamu jauh-jauh dari Jakarta cuma buat ngamen?”
Neo                  : “ya enggak lah. Gua kesini mau cari kerja tapi gua ditolak terus. Persediaan uang gua abis. Akhirnya gua memutuskan untuk ngamen.”
Yeri                  : “terus ngapain kamu dari Jakarta malah merantau ke tempat lain, padahal orang lain malah merantau ke Jakarta?”
Neo                  : “gua sumpek sama kehidupan di Jakarta makanya gua mau cari suasana lain”
Setelah bercakap mereka pun melanjutkan mengamen.
Neo                  : “yaudah yuk.. lanjut ngamen lagi..”
Scene 14
            Suatu ketika mereka mendapatkan uang yang banyak.
Neo                  : (menghitung uang) “wah hari ini kita dapet uang banyak nih Yer.”
Yeri                  : “iya”
Neo                  : “gimana kalo sebagian dari uang yang kita dapet, kita pake buat seneng-seneng.”
Yeri                  : “maksudnya seneng-seneng?”
Neo                  : “ya…kita beli miras gitu?”
Yeri                  : “jangan lah. Mendingan kita pake buat beli makan.”
Neo                  : “ini uangnya lebih dari cukup buat makan kok.”
Yeri                  : “ya kalo gitu kita tabung.”
Neo                  : “cuma sekali doang”
Yeri                  : “ enggak ah..”
Neo                  : “emang kenapa sih? Elu takut? Cemen banget sih. Di Jakarta yang kayak gitu udah biasa kali.”
Yeri                  : “aku tetep nggak mau!”
Neo                  : “yaudah deh kalo gitu gua aja sendiri.”

Scene 17
(di kamar kost)
Ketika Neo akan tidur, Neo meletakan uang yang telah diperolehnya dari mengamen ke dalam almari.
Neo                  : (sambil memasukan uang ke dalam almari) “ nah… uang ini besok buat beli miras” (agak nyengir, mupeng)
Lalu Neo pun bergegas tidur.
Scene 18
(di dalam mimpi)
Neo minum miras lalu tersedak.
Scene 19
(di kamar kost)
            Terbangun dari tidurnya.
*fleksibel
Scene 20
(keesokan harinya)
Neo menemui Yeri di tempat biasa mereka bertemu.
Neo                  : (berlari kecil sambil membawa gitar ke arah Yeri) “Yeri! Gua minta maaf Yer. Gua ngaku salah. Maafin gua ya Yer”
Yeri                  : “iya Neo.. tenang aja, aku maafin kamu kok”
Neo                  : “ini duit masih utuh. Kita tabung aja yuk”
Yeri                  : “ok. Kita ngamen lagi yuk!”
Mereka pun membagi uang yang kemarin mereka dapatkan. Dan mereka kembali mengamen. Ketika mereka berjalan….
Kumis              : (berlari terengah-engah) “Yeri..!”
Yeri Neo          : (menoleh ke belakang)
Kumis              : “koe arep mangkat ngamen po? Aku melu yo?”
Yeri                  : “yo.. ok!”
Scene 21
(di jalan)
Ketika berjalan menuju tempat mengamen, mereka bertemu dengan Berto yang sedang duduk di pinggir jalan sambil memainkan jimbenya.
Berto               : “arep do ngamen po? Aku melu yo?”
Yeri                  : “ oke”
Lalu mereka pun pergi berjalan bersama ke tempat mengamen.
Scene 22
(shoot ngamen dimana-mana kayak sinopsis gitu)
Scene 23
            Di sebuah warung makan mereka mengamen.
All                    : “na na na na na na na na” (ceritanya nyanyi)
Manager         : “wow.. bagus sekali. Ehm… Nama saya Riri. Saya punya kenalan seorang produser yang sedang mencari bakat seperti kalian. Apa kalian mau saya kenalkan dengannya?”
 Yeri                 : “gimana ni temen-temen?”
Kumis              : “kita coba aja.”
All                    : “Boleh deh mbak…”
Manager         : “Ini kartu nama saya, kalau kalian mau, kalian bisa manghubungi saya di nomer ini.”(memberikan kartu nama)
Scene 24
(di tempat nongkrong)
Yeri                  : “iki mau aku wes sms mbak Riri. Adewe janjian ketemu neng Studio Nakula. Pie cah do iso ora?”(sambil membawa HP)
Berto               : “Yo rapopo”
Scene 25
(keesokan harinya)
Akhirnya mereka pun bertemu di tempat mereka janjian kemarin yaitu Studio Nakula.
Manager         : “Perkenalkan, ini Produser Norma. Dia yang akan merekrut kalian”
Produser          : “Nama saya Norma. Sebelum kita rekaman, saya ingin melihat kemampuan kalian terlebih dahulu”
(masuk studio)
Karena produser suka dengan penampilan mereka, maka produser pun setuju akan merekrut mereka.

SUKSES !!!
**************************************************

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2012 ASDF ..... Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger